Sabtu, 01 Juni 2013

PESAWAT TEMPUR Materi PPGT PESAWAT UDARA


Sukhoy PAK FA/ T50


Sukhoi PAK FA (atau PAK-FA) merupakan sebuah pesawat pejuang generasi ke-5
yang sedang dibangunkan oleh Rusia. PAK FA merupakan singkatan bagi
Perspektivnyi Aviatsionnyi Kompleks Frontovoi Aviatsyi (Перспективный
авиационный комплекс фронтовой авиации dalam Bahasa Rusia) yang
bermaksud Sistem Pesawat Prospektif Penerbangan Barisan Hadapan. Ia
sedang dibangunkan oleh Sukhoi OKB, yang mana kod rujukan projek dalamannya
adalah T-50. Pembangunan PAK FA adalah bertujuan untuk mengantikan pesawatpesawat

MiG-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker di dalam perkhidmatan dengan Tentera
Udara Rusia. Pesawat ini telah membuat penerbangan sulung pada 29 Januari,
2010 dan dijangka akan memasuki perkhidmatan dengan Tentera Udara Rusia pada
tahun 2013. PAK FA telah direka untuk bersaing dengan pesawat F-22 Raptor dan
F-35 Lightning II, yang mana merupakan jet pejuang generasi ke-5 di dunia.

SEJARAH
Pada akhir 1980-an, Kesatuan Soviet telah menggariskan keperluan untuk pesawat
generasi baru bagi mengantikan angkatan pesawat MiG-29 dan Su-27 dalam
perkhidmatan barisan hadapan. Dua projek telah dicadangkan bagi memenuhi
keperluan ini, iaitu Sukhoi Su-47 dan Mikoyan Projek 1.44. Pada 2002, Sukhoi telah
dipilih bagi mengetuai rekabentuk pesawat tempur baru. PAK FA akan
menggabungkan teknologi dari kedua pesawat Su-47 dan MiG 1.44.

Pusat Pengeluaran dan Saintifik Teknokompleks, Ramenskoye Instrument Building
Design Bureau, Institut Penyelidikan Saintifik Pembinaan Peralatan (Zhukovskiy),
Kilang Mekanikal dan Optikal Ural (Yekaterinburg), firma Polet (Nizhniy Novgorod)
dan Institut Kejuruteraan Penyelidikan Radio Pusat (Moscow) telah diumumkan
sebagai pemenang dalam pertandingan yang diadakan pada awal 2003 untuk
membangunkan kelengkapan avionik bagi pesawat generasi ke-5. NPO Saturn pula
telah dikenal pasti untuk mengetuai kerja pembangunan enjin bagi pesawat ini.
Persatuan Pengeluaran Penerbangan Novosibirsk Chkalov (NAPO) telah memulkan
pembinaan pesawat tempur generasi ke-5. Kerja-kerja ini telah dilakukan di
Komsomol'sk-on-Amur; berdasarkan kenyataan Pengurus Besarnya Fedor Zhdanov
semasa lawatan ke NAPO oleh Gabenor Novosibirsk Oblast, Viktor Tolokonskiy
pada 6 Mac 2007.
Pada 8 Agustus 2007, Komander Tentara Udara Rusia, Aleksandr Zelin telah dipetik
oleh agensi akhbar Rusia mengatakan bahwa tahap pembangunan bagi program
PAK FA telah selesai dan pembinaan pesawat prototaip untuk ujian penerbangan
telah bermula.

Karakteristik umum
·         Kru: 1/2 untuk versi India
·         Panjang: 22.0 m
·         Lebar sayap: 14.2 m
·         Tinggi: 6.05 m
·         Luas sayap: 78.8 m²
·         Bobot kosong: 18,500 kg
·         Bobot terisi: 26,000 kg
·         Bobot berguna: 7,500 kg
·         Bobot maksimum lepas landas: 37,000 kg
·         Mesin: 2× Saturn-Lyulka AL-41F turbofan
·         Dorongan kering: 96.1 kN masing-masing
·         Dorongan dengan pembakar lanjut: 152 kN masing-masing

Kinerja
·         Laju maksimum: Mach 2+ di altitud (2450+ km/j, 1,500 bsj)
·         Had-g: 9 g)
·         Laju jelajah: 1,300 km/j (807.8 bsj)
·         Jarak jangkau ferri: 4,000 to 5,500 km
·         Batas tertinggi servis: 20,000 m
·         Laju panjat: 350 m/s
·         Beban sayap: 470 kg/m²
·         Dorongan/berat: 0.84 (tujahan kering)
·         Dorongan/berat minimum:
·         Dengan pembakar lanjut: 1.19
·         Keperluan panjang landasan: 350 m (1,148 kaki)
·         Ketahanan: 3.3 jam (198 minit)
·        Persenjataan
·         Senjata api: 2× meriam dalaman berkaliber 30 mm
·         Titik keras: 8 tenggekan, 4 pada setiap belah pesawat.

Avionik
·         Radar: Radar N050(?)BRLS AESA/PESA (peningkatan IRBIS-E) pada Sukhoi Su-35
·         Frekuensi: 3 mm (0.118 in)
·         Ukur lilit: 0.7 m (2 kaki 4 in)
·         Sasaran: Menjejak 32, menyerang 8
·         Jarak: 400 km (248 batu)
·         EPR: 3 m² (32.3 kaki²) di jarak 160 km (99.4 batu)
·         RCS: 0.01 m² di jarak 90 km (55 batu)
·         Azimut: +/-70°, +90/-50°
·         Kuasa: 4,000 W
·         Berat: 65 hingga 80 kg (143 hingga 176 lb)

Jumat, 12 Agustus 2011

APLIKASI PEMESINAN CNC

Aplikasi dari teknologi CNC banyak ditemukan di industri – industri manufaktur / produksi seperti pemotongan logam, pengelasan, Electrical Discharge Machine (EDM), Wire Cutting, Pengerjaan kayu, mesin bubut, mesin frais, mesin gerinda, dan lain sebagainya maupun industri non pemotongan logam, seperti mesin pres (pons), robot, dsb.
Machining
Turning ~ Lathes, Turning Centre , Milling ~ Machining Centres
Forming
2D (Plasma and Laser Cutting, Blanking, nibbling and punching)
3D (Rapid Prototyping)


Industri yang banyak menggunakan mesin – mesin CNC adalah di bidang :
• Aerospace
• Machinery
• Electrical
• Fabrication
• Otomotif
• Instrumentasi
• Mold making

Aspek Ekonomi
Faktor – faktor penting yang menyebabkan proses produksi lebih menguntungkan dengan menggunakan teknologi CNC dibandingkan dengan mesin konvensional adalah berikut :
Laju produksi yang tinggi (cepat)
Keseragaman bentuk
Pemborosan benda kerja akibat kesalahan (sekrap) berkurang
Peralatan bantu proses berkurang
Cocok untuk bentuk (kontur) yang kompleks
Luwes (fleksibel)
Namun pada sisi lain, teknologi CNC memerlukan :
Biaya investasi yang tinggi
Operator dan pemrograman dengan skill tertentu (tinggi)
Biaya perawatan yang tinggi
Perbandingan CNC dengan Mesin Konvensional
Persamaan pengerjaan mesin konvensional dengan CNC adalah :
Memerlukan informasi berupa gambar teknik
memerlukan perkakas yaitu mesin pengerjaannya, alat pencekam, pahat bubut dan alat bantu lainnya.
Memerlukan pengetahuan dasar berupa pengetahuan membaca gambar, geometri pahat.
Memerlukan pengetahuan teknologis yaitu faktor penentuan kecepatan potong (bahan BK, pahat, proses pembubutan kasar, halus atau penguliran), besar asutan, dalamnya pemotongan serta tenaga dan ukuran mesin.
Sedangkan perbedaannya adalah dari segi pelaksanaan, dimana pada mesin CNC sebelum memulai pengerjaan pada mesin harus terlebih dahulu membuat program NC, kemudian memasukkan program tersebut kekomputer mesin baru kemudian menyiapkan mesin dan selanjutnya mesin akan memulai pengerjaan secara otomatis sesuai dengan program yang telah dibuat sebelumnya.

Kamis, 11 Agustus 2011

MATERI KESELAMATAN KERJA AREA KERJA / BENGKEL


PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
A.     Identifikasi bahaya
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap berbagai kemungkinan timbul bahaya di tempat kerja yang harus dipertimbangkan, adalah :
1.      Faktor pesawat dan peralatan
Temasuk di dalamnya :
  1. Pesawat penguji dan perlengkapannya tidak dapat dioperasikan.
  2. Alat – alat pengujian tidak berfungsi/rusak.
  3. Alat – alat perbaikan rusak atau tidak komplit
2.      Faktor tenaga kerja
Temasuk di dalamnya :
  1. Pekerja/mekanik yang tidak profesional.
  2. Pembantu/staf/asisten yang tidak menguasai keselamatan kerja.
  3. Pengawas/kepala bengkel yang tidak menguasai keselamatan kerja, sehingga membiarkan kondisi tempat kerja yang tidak kondusif.
3.      Faktor gerakan
Termasuk di dalamnya :
  1. Alat – alat pemindahan mesin atau kendaraan yang akan diperbaiki.
  2. Daerah untuk gerakan yang diperlukan kurang luas.
4.      Faktor menunggu
Yang termasuk menunggu dalam proses perbaikan adalah :
  1. Penyimpanan kendaraan yang sudah diperbaiki.
  2. Penyimpanan kendaraan sementara yang diperlukan diantara proses – proses perbaikan.
  3. Menunggu karena tertunda atau ditunda, dikarenakan tidak tersedianya bahan/spare part di bengkel
B.      Prosedur menghindari bahaya di tempat kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam bengkel, hendaknya didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
1.      Letak setiap tempat kerja jangan sampai berdesakan, sebab dapat menimbulkan kecelakaan dan hasil kerja tidak baik.
2.      Lalu lintas di dalam ruang kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan atau kesulitan pekerjaan memindahkan kendaraan.
3.      Penerangan yang cukup, sehingga tidak menimbulkan bayangan yang menutupi pekerjaan pada waktu pelaksanaannya.
4.      Ventilasi udara diusahakan dapat berjalan secara terbuka sehingga tidak terjadi lembab dan pengap di ruang kerja.
5.      Proses kerja sedapat mungkin disesuaikan dengan peralatan yang disesuaikan dengan peralatan yang diperlukan, sehingga tidak terjadi pengulangan atau mondar mandir pada pekerjaan yang sama sebab dapat menggangu pekerjaan lain.
6.      Penyimpanan alat – alat disusun sedemikian rupa, agar pekerja tidak mencari – cari dan juga memudahkan pengawasan.
7.      Saklar listrik yang diperlukan, di usahakan lebih mudah dicapai oleh pekerja pada saat ia melakukan pekerjaan.
8.      Alat – alat keselamatan kerja ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkau, sebaiknya diberi warna yang menyolok.
9.      Dinding dan perlengkapan pengujian/pemeriksaan hendaknya diberi warna sedemikian rupa, jangan sampai menimbulkan perasaan – perasaan yang kurang enak untuk dilihat.
10.  Sedapat mungkin setiap perkerjaan diberi batas ruang kerja, batasan itu dicat dengan warna putih agar satu dan lainnya tidak terganggu.
11.  Ruang alat letaknya tidak terlalu jauh dengan ruang pengawas. Hal ini untuk menjaga kehilangan alat – alat dan memudahkan pengawasannya. Dari segi administrasinya, harus ada catatan antara pengambilan dan pengembalian alat tersebut terutama alat – alat perbaikan khusus (special service Toolss).
12.  Ruang bahan/spare part dan administrasinya disusun sedemikian rupa, untuk memudahkan pengembalian saat diperlukan.
13.  Ruang bahan bakar/oli pelumas hendaknya ditempatkan pada ruang yang letaknya berjauhan dengan pekerjaan – pekerjaan yang menimbulkan panas, sehingga tidak terjadi kebakaran.

RPP MENGGUNAKAN ALAT UKUR


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata pelajaran           : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester         : X / 1
Pertemuan ke             : 1
Alokasi Waktu             : 2 x 45
Standar Kompetensi    : Menggunakan Alat Ukur
Kode Kompetensi        : M 2.5 C11A
Kompetensi Dasar       : Menggunakan bermacam-macam alat ukur berskala untuk  
  mengukur/ menentukan dimensi atau variabel.
Indikator                      : Memilih alat ukur dan perlengkapan yang sesuai untuk
  mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.

I.   Tujuan Pembelajaran
a.      Siswa dapat memilih alat ukur dan perlengkapan yang sesuai untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
b.      Siswa dapat mengetahui macam-macam dari alat ukur.

II.      Materi Pembelajaran
a.      Macam-macam alat ukur berskala
b.      Macam-macam alat ukur tidak berskala

III.      Metode Pembelajaran
a.      Ceramah
b.      Tanya jawab
c.       Demonstrasi

IV.      Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal            
·         Guru mengecek kehadiran siswa (5menit).
·         Guru memotivasi siswa dengan cara menyebutkan pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sehari-hari (15 menit).



B. Kegiatan Inti                     
·         Dengan memperhatikan pengarahan guru, siswa memilih alat ukur dan perlengkapan yang sesuai untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat (15 menit).
·         Dengan memperhatiakan gambar yang ditampilkan guru, siswa menyebutkan macam-macam alat ukur berskala (20 menit).
·         Dengan memperhatiakan gambar yang ditampilkan guru, siswa menyebutkan macam-macam alat ukur tidak berskala (20 menit)

C. Kegiatan Penutup      
·         Kesimpulan (10 menit).
·         Memberikan tugas (3 menit).
·         Memberikan informasi bahasan minggu depan (2 menit).

V.      Sumber
·         Menggunakan Alat Ukur SMK

VI.      Alat / Media dan Sumber Belajar
A. Alat / Media   
·         Papan tulis
·         Gambar Macam-macam alat ukur

VII.      Penilaian
·         Tes tertulis

Bandung,  Juli  2010
Guru Mata Pelajaran



R. Maulana Irdam, S.Pd
NIP. -